Minggu, 01 Februari 2009

Misa Imlek di Sekadau Meriah


MISA
Pastor Paroki Markus Adu saat memimpin misa perayaan Ekaristi Hari Raya Tahun Baru Imlek di Gereja Katolik Santo Petrus dan Paulus Sekadau. FOTO hartono/Borneo Tribune

=================


Hermanus Hartono
Borneo Tribune, Sekadau

Warga Keturunan Tionghoa di Kabupaten Sekadau merayakan Tahun Baru China atau Imlek dengan misa syukur di gereja Katolik Santo Petrus dan Pualus Sekadau Senin (26/1).
Perayaan Ekaristi dimulai pukul 08.00 dipimpin oleh dua orang pastor, yakni Pastor Paroki Markus Adu, CP dan pastor Paulus Jasmin, CP.
Umat yang hadir tidak hanya umat Tionghoa saja, tetapi dari berbagai etnis suku. Dalam pengantarnya, Pastor Adu mengatakan bahwa Imlek pada hakekatnya sebagai ungkapan syukur dan mengedepankan rasa persatuan antar sesama terlebih antar sesama paoki.
Misa ini dikemas dalam nuansa Imlek. Warna merah mendominasi tata rias gereja, baik lilin, kain altar ataupun pakaian misa para imam. Pembawa persembahan dipercayakan kepada warga keturunan Tionghoa.
Pastor Jasmin dalam kotbahnya mengatakan, kehadiran warga keturunan Tionghoa di Indonesia merupakan aset dan kekayaan dalam keanekaragaman bangsa yang patut disyukuri. Selain itu pastor juga mengatakan bahwa gereja katolik khusunya memiliki kepekaan terhadap berbagai macam kebudayaan termasuk budaya tiong hoa.
”Karena di dalam budaya itu tentu memiliki nilai-nilai luhur yang patut dipelihara,” katanya.
Dengan diadakannya Perayaan Imlek seperti ini menandakan bahwa gereja Katolik terbuka sekaligus mensyukuri keragaman hidup, khususnya di bumi Lawang Kuari.
Imlek merupakan satu ungkapan bagi mereka yang mendamba pengharapan. Syukur atas keragaman kehidupan dan anugerah alam semesta, ini adalah saat untuk bekerja dan memperkembangkan kehidupan sebagai rasa syukur atas keragaman hidup. Imlek merupakan ungkapan kesadaran untuk bersyukur, atas nilai-nilai keselamatan yang datang dari Allah bapa.
”Kita patut bersyukur karena kita telah dibebaskan dari berbagai masalah, sekalipun dengan krisis global seperti saat ini, tetapi kita masih bisa diberi kesempatan untuk berjuang,” ujar pastor Jasmin. Terpelas dari makna itu, bahwa imlek mau menngajak kita untuk hidup rukun, damai yang dilandasi rasa persatuan dengan amal bakti sosial kepada semua orang.
Hal senada juga dikatakan pastor Adu bahwa perayaan Imlek adalah wujud kegembiraan dan juga karya keselamatan yang memang sepantasnya dirayakan. Peristiwa kebahagiaan jangan hanya dimaknai dengan pesta pora saja, namun harus dimasukkan ke dalam peribadatan, sehingga peristiwa kehidupan manusia tersebut dirayakan dalam rangka karya penyelamatan Allah kepada kita semua.
Semoga kerukunan hidup di antara kita semakin tumbuh dan berkembang, karena perayaan Imlek inipun dapat terwujud berkat kerjasama dan partisipasi dari berbagai pihak, baik moril maupun material. Semoga berkat Tuhan melimpah untuk kita semua. Amin,” demikian kata pastor usai memberikan berkat kepada umat.
Suasana di dalam Gereja terasa berbeda karena dekorasi yang serba merah, mulai dari aneka ragam lampion, balon, lilin, bunga dan berbagai pernak-pernik ornamen Cina yang bertebaran di setiap sudut gereja. Alunan merdu lagu-lagu berirama Oriental dari paduan suara Santa Cecilia Paroki Sekadau, membuat hangat suasana.
Umat yang datang pun sangat antusias menyemarakkan suasana dengan berpakaian beraneka warna termasuk didominasi warna merah. Seluruh umat mengikuti ekaristi dengan khusyuk.
Usai Misa juga ada pembagian buah jeruk untuk semua kelompok usia. Perayaan Imlek makin meriah dengan atraksi Barongsai oleh sekelompok Grup Barongsai. Atraksi dimulai setelah Misa selesai di halaman gereja katolik Santo Petrus dan Paulus Sekadau.

0 komentar:

Posting Komentar