Kamis, 22 Januari 2009

Gotong Royong dan Solidaritas

Hermanus Hartono
Borneo Tribune, Sekadau

Di hadapan ratusan umat Katolik menghadiri misa pemberkatan Gereja Katolik Santo Gaberiel Lamau, Desa Perongkan, Kecamatan Sekadau Hulu beberapa hari lalu, Uskup Sanggau, Mgr. Yulius Mencucini, CP mengatakan untuk umat Katolik kata gotong royong sebaiknya diganti dengan kata solidaritas.
Kata tersebut menurut yang mulia, sangat cocok untuk digunakan oleh umat Katolik, karena lebih menyentuh bahkan bisa lebih menyatu antara satu dengan yang lain dalam persaudaraan. Kata demikian dilontarkan Yulius setelah mendengar laporan dari ketua panitia yang mengatakan berdirinya gereja tersebut karena berkat hasil gotong royong dan swadaya masyarakat.
Uskup bercerita, saat mulai menginjak kakinya di Indonesia tahun 1976, kata gotong royong sangat poluler terdengar dimana-mana. Bahkan saat pemerintahan Megawati, mereka menamakan kabinetnya dengan sebutan Kabinet Gotong Royong.
Kata tersebut menurut yang mulia, seiring dengan pergeseran jaman, perlahan mulai hampir punah. Dia melihat hilangnya semangat gotong royong tersebut karena adanya pergantian dengan uang. Orang lebih memilih membayar ketimbang bekerja secara bersama-sama.Atas dasar itulah Uskup Yulius menyarankan untuk orang Katolik kata gotong royong sebaiknya diganti dengan kata solidaritas. Solidariotas menunjukkan adanya kepedulian yang besar kita terhadap yang lain. "Mari kita wujudkan semangat itu dalam setiap tindakan yang kita lakukan setiap hari," ajak Uskup yang berasal dari Italia itu.□

0 komentar:

Posting Komentar

About Me

Foto saya
Sekadau, Kalimantan Barat, Indonesia
Adalah Bupati Kabupaten Sekadau periode 2005-2010 hasil pemilihan langsung oleh rakyat Kabupaten Sekadau, berpasangan dengan Abun Ediyanto, SE, MM. Jabatan lain sebagai Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Sekadau.

Blog Archive

Powered By Blogger