Hermanus Hartono
Borneo Tribune, Sekadau
Makna kemerdekaan yang sesungguhnya ternyata belum bisa dinikmati secara utuh oleh sebagian besar rakyat Indonesia, terutama bagi mereka yang hidup di daerah pedalaman atau perbatasan. Padahal bulan lalu kita baru saja memperingati peristiwa tanggal 17 Agustus 2008, dimana bangsa Indonesia dengan suka cita merayakan hari ulang tahun kemerdekaannya yang ke 63.
Tak pelak lagi berbagai kegiatan yang berkaitan dengan makna kemerdekaan itu digelar. Seperti biasa permaian rakyat, macam panjat pinang menjadi salah satu dari berbagai rangkaian kegiatan yang tak pernah terlupakan. Namun kemeriahan dan suka cita itu ternyata masih menyimpan sejuta harapan yang belum terwujud bagi sebagian besar rakyat Republik tercinta ini.
Masyarakat Dusun Sejirak, Desa Seberang Kapuas Kecamatan Sekadau Hilir Kabupaten Sekadau misalnya, salah satu daerah yang belum menikmati makna kemerdekaan secara utuh. Bahkan hingga saat ini kampung tersebut belum memiliki fasilitas kesehatan berupa posyandu. Padahal masalah kesehatan masyarakat menjadi persoalan yang sangat penting.
Hal itu dituturkan mantan kepala dusun Sejirak, Edi, kepada saya saat bertandang ke rumahnya belum lama ini. Bapak yang memiliki segudang pengalaman sebagai mantan kepala dusun dengan polos mengatakan kampungnya tersebut hingga sekarang hampir jarang dijamah dengan pembangunan, baik itu pembangunan jalan, sarana dan prasarana sekolah, posyandu dan lain sebagainya.
Sebagai kampung yang letaknya jauh dari perkotaan, Edi mengaku keberadaan posyandu dirasakan sangat penting. Karena dengan adanya keberadaan posyandu itu, lanjut Edi, setidaknya mempermudah bagi masyarakat yang ingin berobat, terlebih disaat penyakit yang datangnya secara mendadak. "Itu pak yang kami harapkan dari pemerintah," tutur Edi kepada saya.
Terus terang kata Edi, selama belum ada keberadaan posyandu, masyarakat di kampung Sejirak benar-benar merasa tersiksa, kondisi ini juga kata Edi diperparah lagi dengan jalan yang hancur berantakkan, belum lagi dengan kehidupan kami yang pas-pasan. "Ini masalah yang sering kami alami," lirih Edi sambil menyodorkan secangkir kopi kepada saya.
Yang paling parah lagi, kata Edi, disaat musim penghujan. Selain jalannya berlumpur alias becek juga rawan banjir. "Dengan kondisi sakit, badan lemas mau tidak mau kita harus berjalan kaki, tapi itulah kondisi yang terjadi," ujar Edi.Nicodemus Bohot, sebagai fasilitator pelatihan CU Keling Kumang yang sering kali keluar masuk daerah perkampungan di Kabupaten Sekadau merasa prihatin dengan kondisi tersebut. Melalui media ini Nico yang hari-harinya menjadi pimpinan Radio Dermaga berharap pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan memperhatikan kondisi tersebut. Sebab kata Nico lagi pelayanan kesehatan menjadi hak azasi manusia, termasuk hak masyarakat di kampung Sejirak. Dengan demikian, biarlah masyarakat di sana bisa menikmati makna kemerdekaan meskipun hanya sedikit.□
Rabu, 21 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar